Harap dan Realita

Kita tahu bahwa kita punya jalan takdir masing-masing.

Entah kita dapat takdir yang banyak senangnya.

Entah kita dapat takdir yang banyak susahnya.

Entah kita dapat seimbang di antara keduanya.


Barangkali ada di antara kita yang merasa bahwa Tuhan tidak adil.

“Mengapa dia begitu dan saya begini?”

“Mengapa bukan saya tapi malah mereka?”

Serta pertanyaan-pertanyaan “menyalahkan” lainnya.


Kita tahu atau kita pura-pura belum tahu bahwa semua akan berlalu.

Suka duka, pahit manis, hitam putih, naik turun.

Dingin malam berganti sejuk pagi.

Cerah siang berganti senja sore hari.


Kita punya batas waktu masing-masing dalam hidup.

Terutama soal perpisahan dan kematian.

Tapi kita masih sering berharap bahwa suatu momen bisa cepat berlalu.

Atau mungkin kebalikannya, berharap suatu momen berlangsung selamanya.


Seringkali kita lupa bahwa waktu terus berputar.

Apa yang sedang terjadi takkan abadi.

Sadari bahwa harap dan realita tak mungkin setara.

Karena semua ada fase dan waktunya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Can we start again?

Untitled 3

Katakan Sebenarnya