Postingan

Terima Kasih Cinta

Taman bunga di dalam hati sudah lama mati. Tak kusangka ada benih baru yang hidup kembali. Perasaan yang telah lama hilang dan tak merasa. Ternyata alam memihakku dan waktu belum kadaluwarsa. Rasa yang muncul begitu asing namun sensasinya sama. Euforia menyambut kedatangannya yang istimewa. Bahagia saat berdiskusi. Khawatir saat tiada di sisi. Serunya sebuah bahasan. Hangatnya sebuah perhatian. Saat ini aku hanya bisa menikmati segala rasa yang ada. Tak ingin mengambil pusing atas apa yang akan terjadi nantinya. Tantangan di depan sudah mengunggu dengan pasti. Mencoba teguh bahwa kaki akan tetap berdiri. Rintangan terbentang akan datang menghadang. Mencoba tegar menghadapinya dengan tenang. Terima kasih telah membuatku tak berkecil hati. Terima kasih telah membuatku merasa dicintai.

Baiknya Takdir

Niat baik akan ada jalannya. Meski kadang tak selalu sempurna. Belajar untuk bersama lebih baik. Saling mengingatkan dengan apik. Pertemuan singkat membawa cerita padat. Menghindari kisah lalu yang penuh penat. Tak ku sangka diri ini berani meski malu. Bertemu bertamu menghadap keluargamu. Hangat sambutnya meyakinkan hati ini. Memang sudah mantap untuk menemani. Sedikit banyaknya kami saling terbuka. Demi tidak adanya sebuah rahasia. Perjalanan dekat demi sebuah tekad. Berdo'a dipertemukan agar segera akad. Berharap dia adalah orangnya. Berharap aku adalah jodohnya.

New Moment

Masih terekam jelas kata-kata dari suara yang antusias. Suara yang berhasil menenangkanku dari penat yang dirasa. Masih teringat jelas canda tawa dari sosok yang cerdas. Sosok yang menghadirkan keunikan dari sebuah nuansa. Koneksi dari interaksi yang bahkan belum 72 jam berlalu. Pernyataan-pernyataan yang tegas sudah membelenggu. Ia memiliki indera yang peka dan tajam. Anehnya, aku bisa mengerti dan aku paham. Malam itu, percakapan mengalir walau melantur. Menjadi malam yang panjang karena ribuan tutur. Hal yang umum dengan santai dibicarakan. Hal yang serius tak luput didiskusikan. Aku menghormati dia dengan segala yang dia yakini. Ketegasan yang jelas sudah disampaikan walau ia merasa terlalu dini. Aku menghargai dia dengan apapun yang dia ingini. Harapan itu ada, meski aku dan dia belum tahu akankah menjadi "kami". Situasi yang tidak terduga ini tak henti membuatku tersenyum. Aku menemukan lawan terberatku. Dia sanggup membuatku diam terkagum. Dia sanggup membuatku terpaku

Grow Up

Memperhatikan tumbuh kembang anak sepertinya sudah menjadi hal yang wajar. Melihat bagaimana sang anak tumbuh berproses melalui tahap demi tahap. Saat melihatnya kesulitan melakukan suatu hal, rasanya ingin cepat-cepat menolong. Saat sedang asyik dengan hal yang membuatnya ceria, rasanya hati pun ikut bahagia. Saking fokusnya menikmati proses pertumbuhan anak, kita terkadang lupa. Lupa menyadari tumbuh kembang kita sebagai manusia dewasa. Aku masih jarang mendengar tumbuh kembang manusia dewasa. Tapi percaya atau tidak proses kita bertumbuh itu terus berlanjut. Satu hal yang juga luput dari perhatian kita adalah jiwa dan batin manusia dewasa. Proses pertumbuhan itu sudah sejauh mana? Coba lihatlah ke dalam, dan lihatlah bagaimana kabarnya. Jika ada bagian yang terluka, sudahkah mencoba sembuhkan lukanya? Ketika kita sudah tumbuh dewasa, secara lahiriah mungkin sudah berakhir. Namun lain halnya dengan akal pikiran dan perasaan. Akal tentang pola pikir yang baik dan bijak dalam menanggap

Menertawai Sakit Hati

Di dunia ini tidak ada yang menjalani semua dengan sempurna. Akan ada saja hal-hal yang terjadi dalam hidup kita. Mulai dari hal sederhana seperti sendal yang putus. Hingga mimpi yang harus direlakan pupus. Respon alami dari sebuah kejadian selalu melibatkan perasaan. Suka duka marah dan kecewa akan begitu jelas tergambarkan. Hati tidak bisa berbohong tentang apa yang dirasakan. Meski seringkali hati menipu pikiran untuk menguatkan. Memori indah lebih nikmat untuk dikenang. Sayang, memori luka lebih mudah untuk diingat. Lukanya membekas dan tak kunjung berkurang. Seolah-olah sakitnya terus ada dan mengikat. Jika sedang teringat, masih terasa bayang-bayang sakitnya. Walau trauma yang timbul tidak separah saat dahulu. Setidaknya, kini aku bisa menertawakannya. Setelah diri ini sadar bahwa semua t’lah berlalu

Time Changes

Waktu menjadi sebuah topik yang selalu berkaitan dengan segalanya. Tidak terbatas pada suatu ruang lingkup atau sebuah peristiwa. Saat masih hidup menghabiskan hari demi hari yang bergulir tanpa henti. Hingga nanti ketika mati yang ditinggalkan hanya menjadi memori. Waktu yang t’lah berlalu akan menjadi sebuah masa lalu. Meninggalkan berbagai kisah dan juga pengalaman. Entah dengan kenangan indah untuk dikenang. Atau malah kenangan penuh luka dan duka. Masa depan adalah waktu yang masih menjadi misteri. Sebagai manusia biasa hanya bisa memprediksi. Karena tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi. Antisipasinya adalah dengan baik-baik mempersiapkan diri. We can’t change the past, but we can change the future.

Wound Over Time

Luka yang singgah begitu betah. Bekas yang ditinggalkan selalu terpikirkan. Hati tak selamat, hari pun tiada semangat. Malam sulit tidur, beban lelah tiada terukur. Seiring bergantinya hari. Proses untuk sembuh terus dinanti. Seiring berjalannya waktu. Ingin merasa bebas dari semua itu.

Hate Over Pain

Masih ingat yang membuat luka? Sudahkah terbiasa atau masih belum lupa? Bagaimana dengan bekasnya? Sudahkah mengering atau masih nyaring? Kehadiran luka rasanya sulit untuk dihindari. Apalagi bila masih berada di dalam lingkaran api. Bagaimana bisa mengharapkan hanya yang manis? Saat tak ada yang peduli akan cerita dramatis. Tanpa disadari benci datang dan menghampiri. Berseliweran menyulut amarah dalam diri. Memikirkan berbagai macam caci maki. Menahan sakit dari mulut yang ingin meneriaki.

Love Over Logic

Daya pikat cinta begitu luar biasa. Siapapun bisa dibuatnya terpana. Tak kenal siapa, tak kenal usia. Semua orang terhasut dan terlena. Saking kuatnya nasihat baik sering disangkal. Meski ada hal-hal yang nampak tak masuk akal. Lagu yang juga pernah dinyanyikan Agnez Monica. Bahwa cinta ini kadang-kadang tak ada logika. Apapun dilakukan dan dikorbankan. Demi menjunjung cinta katanya. Akal sehat yang dikesampingkan. Terpenjara dalam ilusi pikirannya. Saat nanti tertampar oleh realita. Tersadar meneteskan air mata. Cinta yang dikira istimewa. Nyatanya malah membuat kecewa.

Lengah

Aku terperangah dan terpesona. Oleh hadirnya yang luar biasa. Terpikat dan tak mampu melawan. Keadaannya begitu menawan. Kenangan lama yang hidup kembali. Bentuknya terwujud dengan pasti. Hangat tapi lupa bahwa tak melekat. Dekat tapi lupa bahwa tiada terikat. Aku terhanyut dalam buaian. Seakan tersentuh dengan belaian. Rasa yang tak pernah kuduga kan hadir. Atau memang ini jalannya takdir? Pertahanan runtuh tak terduga. Sialnya aku lalai dan tak terjaga. Semuanya terasa menjadi begitu salah. Semua karena aku tak sadar tlah lengah.