Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Next Chapter

Berbagai kejadian yang telah kita lewati. Membentuk diri kita yang berdiri hari ini. Ribuan tetes air mata yang telah terurai. Berharap bahagia yang akan kita tuai. Waktu bukanlah hal yang bisa kita hentikan. Ia akan terus melaju tanpa peduli masa lalu. Mencoba mengubah kesalahan yang disesalkan. Fokus saat ini menjaga kesadaran dan tahu malu. Ketidakmungkinan untuk mengubah masa lalu. Memacu kita agar melakukan yang terbaik. Realitas haru akan selalu berdampingan dengan pilu. Karena tak ada yang tahu jalan mulus atau malah pelik. Buku tentang perjalanan hidup akan terus berlanjut. Suka tidak suka ketika bahkan harapan tak lagi cukup. Memahami garis takdir merupakan hal yang absolut. Kematianlah yang akan menyambut sebagai penutup.

Berpihak Pada Siapa? (Part II)

Pelecehan seksual dan pemerkosaan menjadi topik hangat belakangan ini. Menjadi ramai karena keberanian luar biasa para korban untuk membela harga diri. Korban dari kasus-kasus tersebut yang kebanyakan perempuan. Mereka rela mengungkap aib demi sebuah keadilan. Seharusnya “petugas” itu melindungi dan mengayomi, eh kok malah menghakimi. Seharusnya “pendidik” itu mengajarkan nilai-nilai, eh kok malah moralnya lalai. Seharusnya “tokoh agama” itu membimbing agar tidak tersesat, eh kok malah kelakuannya bejat. Seharusnya “yang punya kuasa” bersikap adil dan membela yang lemah, eh kok malah condong ke pihak yang salah. Pelaku bukan hanya dari orang yang tidak dikenal. Bahkan ironisnya dari keluarga korban sendiri. Lantas dimana tempat perempuan untuk bisa merasa aman, jika lingkungan terdekatnya saja sudah tidak lagi nyaman? Rumah yang katanya tempat terakhir untuk pulang dan mengadu. Berubah menjadi ruang asing sendiri yang dipenuhi sendu. Selalu dihadapkan dengan dilema ketika ingin bicara....

Berpihak Pada Siapa?

Pada suatu hari di sebuah negeri tanpa nurani Banyak kasus amoral yang sedang terjadi Luka dan trauma yang melekat dalam diri Harus para korban rasakan bahkan sejak dini Katanya pelaku manusia, tapi tidak punya rasa manusiawi Hak asasi manusia dan moral konon hanya sebuah ilusi Betapa kejinya perbuatan manusia tak berhati Hingga setan pun dibuat merasa terintimidasi Korban, korban dan korban yang selalu disalahkan Suara korban yang dibungkam menjadi tak terelakkan Selalu ada cara yang dilakukan untuk menyudutkan Dari pelaku yang menyalahgunakan kekuasaan Tak habis pikir jika ada yang membela para pelaku Jelas-jelas birahi merekalah yang tak terbelenggu Dengan biadabnya memasang wajah tak tahu malu Ekspresi yang seolah berkata “ini bukan salahku” Laporan korban diproses dengan lambat Pejabat negaranya pun enggan bergerak cepat Keadilan telah hilang dari kamus institusi Proses hukum hanya berlandaskan kekuasaan tirani Mustahil untuk kasus berjalan dengan mulus Masih seperti bayi yang har...