Berpihak Pada Siapa?

Pada suatu hari di sebuah negeri tanpa nurani

Banyak kasus amoral yang sedang terjadi

Luka dan trauma yang melekat dalam diri

Harus para korban rasakan bahkan sejak dini


Katanya pelaku manusia, tapi tidak punya rasa manusiawi

Hak asasi manusia dan moral konon hanya sebuah ilusi

Betapa kejinya perbuatan manusia tak berhati

Hingga setan pun dibuat merasa terintimidasi


Korban, korban dan korban yang selalu disalahkan

Suara korban yang dibungkam menjadi tak terelakkan

Selalu ada cara yang dilakukan untuk menyudutkan

Dari pelaku yang menyalahgunakan kekuasaan


Tak habis pikir jika ada yang membela para pelaku

Jelas-jelas birahi merekalah yang tak terbelenggu

Dengan biadabnya memasang wajah tak tahu malu

Ekspresi yang seolah berkata “ini bukan salahku”


Laporan korban diproses dengan lambat

Pejabat negaranya pun enggan bergerak cepat

Keadilan telah hilang dari kamus institusi

Proses hukum hanya berlandaskan kekuasaan tirani


Mustahil untuk kasus berjalan dengan mulus

Masih seperti bayi yang harus terus diawasi

Integritas pihak yang punya wewenang kian tergerus

Masa apa-apa harus selalu media dan warganet yang urus?


Kasus semakin banyak, hukum rasanya tak layak

Kecurigaan korupnya norma-norma institusi

Menjadi landasan rakyat tidak percaya diri

Jika yang berwenang malah sewenang-wenang, lantas harus mengadu kepada siapa lagi?


Hukum yang lemah, leluasa diutak-atik dengan rupiah

Status sosial rendah, mengurusnya dibuat tak mudah

Perlawanan sengit karena tak ingin menyerah

Berujung pahit karena dipaksa untuk mengalah


Hukuman yang dijatuhkan tidak sebanding dengan trauma para korban

Adakah efek jera bagi pelaku dibalik jeruji besi?

Toh harta membuat mereka di dalam hidup aman dan nyaman

Tidak ada jaminan juga mereka tidak akan mengulangi


Korban yang sudah setengah mati memberanikan diri untuk bicara

Berjuang sendiri melawan jahatnya berbagai stigma

Bantuan yang diharapkan datang dari keluarga

Sayangnya bagai makan buah simalakama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Can we start again?

Untitled 3

Katakan Sebenarnya